Selasa, 23 November 2010

pagiku hancur

aku mulai menyentuh tubuh keyboardku, setiap deretan huruf yang aku susun aku harapkan dapat menghancurkan marahku. yang aku harapkan kejujuran bukan rentetan kebohongan yang terbuka pelan-pelan dan akhirnya mengiris kita saat kita berpelukan.
aku tetaplah aku yang berdiri untuk kamu dan tidak akan pernah meninggalkan kamu, meskipun itu hakku dan tidak ada satupun yang mampu menahanku.
apa yang aku bisa selain berharap Tuhan beri kita kekuatan untuk melalui ini. memberi aku kekuatan menghadapi dan terus berlari. memberimu kekuatan supaya warnamu yang baru tidak rusak.
aku masih tidak paham kenapa aku ingin memeluk kamu pagi ini, hanya untuk berkata bahwa garis yang aku buat itu tetap ada dan akan selalu menjadi pengingat bahwa aku selalu ada untuk kamu, dengan sisa kekuatanku. aku semakin lemah untuk hidup, kekuatanku hanya pada DIA yang mempertemukan kita.
dan tiba-tiba 2 hal lagi membuatku diam, entah diamku marah atau tersakiti. aku tidak peduli. terlalu banyak resiko yang harus aku ambil. Tuhan aku hanya berharap Engkau mau menanggungnya untuk kami. kami lemah.
hitam yang sesak gulita dan perih itu mulai menyelimuti. dinginnya meninggi menghalau tawa yang berlarian di sekitarku. tidak ada manusia untuk tempatku berlari. tidak satupun mereka akan mengerti. jikalau itu kamu, jujur aku tidak ingin menambah bebanmu, sakitmu, perihmu, biar aku. biar aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar